A.
Sistem Pendidikan
Sistem merupakan sehimpunan komponen atau subsistem yang
terorganisasikan dan berkaitan sesuai rencana untuk mencapai suatu tujuan
tertentu.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Jadi, Sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen
pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan
nasional. Adapun tujuannya yaitu untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa.
B.
Jalur Pendidikan Formal
Pendidikan formal merupakan salah satu subsistem pendidikan, di
mana Pendidikan formal ini sering disebut pendidikan persekolahan, berupa
rangkaian jenjang pendidikan yang telah baku, misalnya SD (Sekolah Dasar).
C.
Komponen-komponen Pendidikan
Komponen
dan Saling Hubungan antara Komponen dalam Sistem Pendidikan. Pendidikan sebagai sebuah
sistem terdiri dari sejumlah komponen. Komponen tersebut antara lain: raw input
(sistem baru), output(tamatan), instrumental input(Guru, Kurikulum,
Administrasi, Anggaran, Sarana & prasarana), environmental input (budaya,
kependudukan, ekonomi, politik dan
keamanan).
Berikut uraian-uraian
penjelasan dari beberapa komponen pendidikan:
1.
Input
Peserta didik yang merupakan masukan mentah (raw input) yang akan diproses
menjadi tamatan/lulusan (Out Put). Peserta didik adalah anggota masyarakat yang
berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia
pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu. Selain itu, Peserta didik berstatus
sebagai subjek didik. Pandangan modern cenderung menyebutkan demikian oleh
karena peserta didik adalah subjek atau pribadi yang otonom, yang ingin diakui
keberadaannya.
2.
Proses
Proses pendidikan
merupakan kegiatan mobilitas segenap komponen pendidikan oleh pendidik terarah
kepada pencapaian tujuan pendidikan, Kualitas proses pendidikan menggejala pada
dua segi, yaitu kualitas komponen dan kualitas pengelolaannya, pengelolaan proses
pendidikan meliputi ruang lingkup makro, meso, mikro. Adapun tujuan utama
pemgelolaan proses pendidikan yaitu terjadinya proses belajar dan pengalaman
belajar yang optimal. Di dalam proses pendidikan terbagi atas 2, yaitu:
a.
Instrumental Input
a). Pendidik
adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru,
dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator,
dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam
menyelenggarakan pendidikan. Selain itu, Pendidikan sebagai penyiapan tenaga
kerja diartikan kegiatan membimbing peserta didik sehingga memiliki bekal dasar
untuk bekerja. Pembekalan dasar berupa pembentukan sikap, pengetahuan dan
keterampilan kerja pada calon luaran. Ini menjadi misi penting dari pendidikan
karena bekerja menjadi kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia.
b). Administrasi Sekolah
Administrasi
pendidikan adalah penerapan ilmu administrasi dalam dunia pendidikan atau dalam
pembinaan, pengembangan dan pengendalian usaha praketk-praktek pendidikan.
Administrasi sekolah adalah salah satu bagian dari administrasi pendidikan,
yaitu administrasi pendidikan yang dilaksanakan di sekolah. Salah satu alat
administrasi sekolah adalah tata usaha, seperti Menyusun kebijakan akademik sekolah(visi&misi),
Membuat peraturan sekolah, Membuatprogram pembelajaran tahunan,Menyusunkalenderakademik.Membagi
tugas bagi para guru,Menyusun jadwal
pelajaran, Mengatur gaji pegawai sekolah.
c). Anggaran Pendidikan
Komite sekolah/madrasah adalah lembaga
mandiri yang beranggotakan orang tua/wali peserta didik, komunitas sekolah,
serta tokoh masyarakat yang peduli pendidikan. Salah satu pengalokasian
anggaran pendidikan dari pemerintah bagi siswa SD dan SMP yakni telah
diwujudkan dalam program BOS (Biaya Operasional Sekolah). Melalui BOS ini, SPP
telah ditiadakan. Sehingga bagi seluruh siswa SD dan SMP negeri di Indonesia
dimungkinkan gratis dalam hal pembiayaan SPP. Selain pengalokasian dalam bentuk
program BOS, masih terdapat program dari pemerintah untuk anggaran pendidikan.
d). Sarana
& Prasarana
Sarana dan prasarana memiliki
arti yang terpisah tetapi dalam pemanfaatan dalam suatu lembaga sangat
berkaitan. Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang digunakan
secara langsung untuk menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar,
seperti, gedung, ruang kelas, serta alat-alat dan media pengajaran yang
lainnya. Adapun yang
dimaksud dengan prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak langsung dapat menunjang jalannya proses pendidikan atau pengajaran,seperti, halaman, taman dan lain-lain. Tetapi jika digunakan secara langsung untuk proses pengajaran, seperti halaman atau taman untuk pelajaran biologi dan pemanfaatan yang lainnya.
Sarana dan prasarana pendidikan disuatu lembaga atau madrasah termasuk manajemen kelembagaan sekolah yang perlu penataan oleh kepalasekolah sebagai pemimpin, walaupun dalam pelaksanaanya semua pihak ikut berpartisipasi aktif demi tercapainya tujuan sekolah. Dalam suatu lembaga atau madrasah yang sarana prasarananya di-mana dengan baik akan menampilkan kenyamanan, keindahan dan kemudahan dalam penggunaanya.
dimaksud dengan prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak langsung dapat menunjang jalannya proses pendidikan atau pengajaran,seperti, halaman, taman dan lain-lain. Tetapi jika digunakan secara langsung untuk proses pengajaran, seperti halaman atau taman untuk pelajaran biologi dan pemanfaatan yang lainnya.
Sarana dan prasarana pendidikan disuatu lembaga atau madrasah termasuk manajemen kelembagaan sekolah yang perlu penataan oleh kepalasekolah sebagai pemimpin, walaupun dalam pelaksanaanya semua pihak ikut berpartisipasi aktif demi tercapainya tujuan sekolah. Dalam suatu lembaga atau madrasah yang sarana prasarananya di-mana dengan baik akan menampilkan kenyamanan, keindahan dan kemudahan dalam penggunaanya.
e).Kurikulum
adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
b.
Environment Input
a)
Kependudukan
Yang dimaksud
di sini adalah berapa banyak peserta didik dan guru ataupun non-guru yang ada
dalam satu lingkungan sekolah. Begitupun,di dalam kelasnya masing-masing,
misalnya: julmah siswa dalam satu kelas adalah 40, laki-laki berjumlah 10 orang
dan perempuan berjumlah 30 orang,dll.
b). Ekonomi
Di sini berkaitan dengan masalah ekonomi
masyarakat atau peserta didik, dimana ada berbagai macam bentuk ekonominya, ada
yang tinggi atau mapan, sederhana, dan ada juga yang rendah atau kekurangan ,
meskipun dalam hal ekonomi berbeda-beda namun, mereka teteap dapat melanjutkan
sekolahnya untuk menggapai citanya masing-masing.
c). Politik
Sekolah juga menempati posisi penting sebagai agen sosialisasi
politik. Sekolah merupakan secondary group. Kebanyakan dari kita mengetahui
lagu kebangsaan, dasar negara, pemerintah yan ada, dari sekolah. Oleh sebab
itu, sistem pendidikan nasional selalu tidak terlepas dari pantauan negara oleh
sebab peran pentingnya. Adapun contoh-contoh politik di lingkungan sekolah
yaitu, pemilihan ketua kelas, forum-forum diskusi, musyawarah, serta membuat
artikel tentang aspirasi siswa.
d). Keamanan
Merupakan salah satu syarat
terciptanyasekolah yang baik, mengapa? Karena dengan adanya keamanan akan
terciptanya lingkungan yang tentram. Daripada itu maka suatu kegiatan keamanan
sekolah harus diadakan dan di suatu sekolah. Misalnya, Polisi Keamanan Sekolah
(PKS) merupakansalah satu program dalam melaksanakan sekolah yang aman, dan
tentram, di mana sejak dini siswaa-siswi si ajarkan cara berperilaku yang baik
dan dapat berperilaku disiplin dan tidak berbuat semaunya karena diberi sebuah
pengetahuan tentang pentingnya keamanan yang ada dalam sebuah sekolah.
e). Sosial Budaya
Proses sosial budaya adalah usaha
pembudayaan sekolah sebagai pranata sosial untuk membudayakan sikap,
pengetahuan, keterampilan, dan tradisi yang ada dalam suatu komunitas budaya,
serta untuk mengembangkan budaya dalam komunitas melalui pencapaian akademik
siswa.
Contoh
nilai-nilai sosial buadaya yang hendak dicapai seorang siswa:
1. Etika, sebagai prinsip dasar
dalam kehidupan sehari-hari.
2. Kejujuran dan integritasi.
3. Bertanggung jawab.
4. Hormat pada aturan & hukum
masyarakat.
5. Hormat pada hak orang/warga lain.
6. Cinta pada pekerjaan.
7. Berusaha keras untuk menabung
& investasi.
8. Mau bekerja keras.
9. Tepat waktu.
3.
Output
Adalah
tamatan/lulusan (Out Put), yang selanjutnya akan bereksistensi dalam kehidupan
masyarakat (Out Come).
D.
SUB-KOMPONEN PENDIDIKAN
Salah satu sub-komponen
yang saya bahas di dini yaitu sub-sub komponen dari Kurikulum.Kurikulum
memiliki lima subkomponen utama, yaitu : (1) tujuan; (2)
materi; (3) strategi, pembelajaran; (4) organisasi kurikulum dan (5) evaluasi.
Kelima komponen tersebut memiliki keterkaitan yang erat dan tidak bisa
dipisahkan.
1.
Tujuan
Mengingat pentingnya
pendidikan bagi manusia, hampir di setiap negara telah
mewajibkan para warganya untuk mengikuti kegiatan pendidikan, melalui berbagai
ragam teknis penyelenggaraannya, yang disesuaikan dengan falsafah negara,
keadaan sosial-politik kemampuan sumber daya dan keadaan lingkungannya
masing-masing. Kendati demikian, dalam hal menentukan tujuan pendidikan pada
dasarnya memiliki esensi yang sama. Hummel (Uyoh Sadulloh, 1994) bahwa tujuan pendidikan
secara universal akan menjangkau tiga jenis nilai utama yaitu: Autonomy Equity Survival. Dalam Permendiknas No. 22
Tahun 2007 dikemukakan bahwa tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan dasar
adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia,
serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Tujuan pembelajaran
merupakan tujuan pendidikan yang lebih operasional, yang hendak dicapai dari
setiap kegiatan pembelajaran dari setiap mata pelajaran.
2.
Materi Pembelajaran
Dalam menentukan materi
pembelajaran atau bahan ajar tidak lepas dari filsafat dan teori pendidikan
dikembangkan. Seperti telah dikemukakan di atas bahwa pengembangan kurikulum
yang didasari filsafat klasik (perenialisme, essensialisme, eksistensialisme)
penguasaan materi pembelajaran menjadi hal yang utama. Dalam hal ini, materi
pembelajaran disusun secara logis dan sistematis, dalam bentuk: Teori, Konsep, Generalisasi, Prinsip, Prosedur,
Istilah, Contoh/ilustrasi, Definisi, Preposisi dan Fakta.
3.
Strategi pembelajaran
Terkait dengan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan, belakangan ini mulai muncul konsep pembelajaran
dengan isitilah PAKEM, yang merupakan akronim dariPembelajaran Aktif,
Kreatif, Efektif dan Menyenangkan. Oleh karena itu, dalam
prakteknya seorang guru seyogyanya dapat mengembangkan strategi pembelajaran
secara variatif, menggunakan berbagai strategi yang memungkinkan siswa untuk
dapat melaksanakan proses belajarnya secara aktif, kreatif dan menyenangkan,
dengan efektivitas yang tinggi.
4.
Organisasi Kurikulum
Berkenaan dengan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan, tampaknya lebih cenderung menggunakan pengorganisasian yang
bersifat eklektik, yang terbagi ke dalam lima kelompok mata pelajaran, yaitu :
(1) kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia; (2) kelompok mata pelajaran
kewarganegaraan dan kepribadian; (3) kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan
dan teknologi; (4) kelompok mata pelajaran estetika; dan (5) kelompok mata
pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan. Kelompok-kelompok mata
pelajaran tersebut selanjutnya dijabarkan lagi ke dalam sejumlah mata pelajaran
tertentu, yang disesuaikan dengan jenjang dan jenis sekolah. Di samping itu,
untuk memenuhi kebutuhan lokal disediakan mata pelajaran muatan lokal serta
untuk kepentingan penyaluran bakat dan minat peserta didik disediakan kegiatan
pengembangan diri.
5.
Evaluasi Kurikulum
Evaluasi merupakan salah satu komponen
kurikulum. Dalam pengertian terbatas, evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk
memeriksa tingkat ketercapaian tujuan-tujuan pendidikan yang ingin diwujudkan
melalui kurikulum yang bersangkutan. Dalam pengertian yang lebih luas, evaluasi
kurikulum dimaksudkan untuk memeriksa kinerja kurikulum secara keseluruhan
ditinjau dari berbagai kriteria. Indikator kinerja yang dievaluasi tidak hanya
terbatas pada efektivitas saja, namun juga relevansi, efisiensi, kelaikan (feasibility)
program. Evaluasi kurikulum juga bervariasi, bergantung pada
dimensi-dimensi yang menjadi fokus evaluasi. Salah satu dimensi yang sering
mendapat sorotan adalah dimensi kuantitas dan kualitas. Instrumen yang
digunakan untuk mengevaluasi dimensi kuantitatif, seperti tes standar, tes
prestasi belajar, tes diagnostik dan lain-lain. Sedangkan, instrumen untuk
mengevaluasi dimensi kualitatif dapat digunakan, questionnare, inventori,
interview, catatan anekdot dan sebagainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar