PENDIDIKAN
SEPANJANG HAYAT
Manusia
adalah makhluk yang tumbuh dan berkembang. Ia ingin mencapai suatu
kehidupan yang optimal. Selama manusia berusaha untuk meningkatkan
kehidupannya, baik dalam meningkatkan dan mengembangkan pengetahuan, kepribadian,
maupun keterampilannya, secara sadar atau tidak sadar, maka selama itulah
pendidikan masih berjalan terus.
Pendidikan sepanjang hayat merupakan asas
pendidikan yang cocok bagi orang-orang yang hidup dalam dunia transformasi,dan
di dalam masyarakat yang saling mempengaruhi seperti saat zaman globalisasi
sekarang ini.Setiap manusia dituntut untuk menyesuaikan dirinya secara terus
menerus dengan situasi baru.Pendidikan sepanjang hayat merupakan jawaban
terhadap kritik-kkritik yang dilontarkan pada sekolah.Sistem sekolah secara tradisional
mengalami kesukaran dalam menyesuaikan diri dengan perubahan kehidupan yang
sangat cepat dalam abad terakhir ini dan tidak dapat memenuhi kebutuhan
hidup-kebutuhan hidup iatau tuntunan manusia yang makin meningkat.Pendidikan di
sekolah hanya terbatas pada tingkat pendidikan dari sejak kanka-kanak sampai
dewasa,tidak akan memenuhi persyaratan-persyaratan yang dibutuhkan dunia yang
berkembang pesat.Dunia yang selalu berubah ini membutuhkan suatu sistem yang
fleksibel.Pendidikan harus tetap bergerak dan mengenal inovasi secara terus
menerus.
Bentuk pendidikan ini menekankan pada
pemerolehan pengetahuan dan keterampilan khusus serta praktis yang secara
langsung bermanfaat dalam kehidupan di masyarakat.Philip H.Coombs(Uyoh Sadulloh
,1994:65),mengemukakan beberapa bentuk pendidikan di masyarakat antara lain:
a.Program
persamaan bagi mereka yang tidak
pernah bersekolah atau putus sekolah b.Program pemberantasan buta
huruf
c.Penitipan
bayi dan penitipan anak pra sekolah
d.Kelompok pemuda
tanie.Perkumpulan olahraga dan rekreasi f.Kursus-kursus
keterampilan
Terjadinya suatu perubahan pandangan pendidikan ke arah Pendidikan
Sepanjang Hayat (PSH),karena:
a.Konsep Pendidikan Sepanjang Hayat
dilandasi alasan bahwa: 1.Program persamaan bagi mereka yang
tidak pernah bersekolah atau putus sekolah 2.Program pemberantasan 3.Penitipan bayi dan penitipan anak pra
sekolah
4.Kelompok pemuda tani
5.Perkumpulan olah raga dan
rekreasi
6.kursus-kursus keterampilan
Terjadinya suatu perubahan pandangan
pendidikan ke arah Pendidikan Sepanjang
Hayat (PSH),karena :
a.Konsep Pendidikan
Sepanjang Hayat dilandasi alasan bahwa :
1.Semakin banyaknya keluaran dari system
persekolahan (system pendidikan formal)yang ingin melanjutkan pendidikan ,
2.Cepatnya perkembangan pengetahuan baru
meningkatnya kebutuhan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan dan tuntunan
masan.
b.Pendidikan Sepanjang
Masa di pandang sebagai hal yang melatar belakangi kebutuhan system
pendidikan secara keseluruhan yang dapat
merespon kebutuhan dan tujuan dasar bidang sosial ekonomi,politik dan
kebudayaan.
c.Banyaknya hasil
penelitian tentang sekolah yang antara lain menyatakan “Bahwa system pendidikan
dewasa ini tidak sesuai sebagaimana yang diharapkan”.
d.Peningkatan kuantitas
dan kualitas sekolah tidak membantu memecahkan pemenuhan kebutuhan hidup ,dan perbaikan system sekolah hanya
menguntungkan mereka yang sudah mendapat kesempatan sekolah,sedang di luarnya
masih banyak berjuta-juta anak yang menunggu kesempatan ini.Dalam rangka ini
fungsi guru adalah membantu anak untuk mengetahui sesuatu yang ada dalam
dirinya.
e.Keterbatasan system
persekolahan yang telah mempaketkan atau membakukan sehingga para siswa
menerima pengetahuan dengan keahlian yang telah terpilihkan dan dengan resiko
dapat digunakan/tidak setelah akhir studinya.Di sisi lain system
persekolahan,mengharuskan siswa berada di dalam bentuk menyeluruh dan keahlian
yang sejenis sehingga terasing dari pengetahuan dan keahlian lain.
Konsep /teori Pendidikan Belajar Sepanjang
Hayat sehingga berbeda dengan dimensi pendidikan sekolah adalah sbb:
Asas
pendidikan seumur hidup itu merumuskan
suatu asas bahwa pendidikan merupakan suatu proses kontinyu ,yang bermula sejak
seseorang dilahirkan hingga meninggal,Proses pendidikan ini tidak hanya
terbatas pada bangku sekolah ,tetapi juga mencakup bentuk-bentuk belajar secara
informal baik yang berlangsung dalam keluarga ,dalam pekerjaan dan dalam
kehidupan bermasyarakat.inilah yang membedakan konsep Pendidikan Seumur Hidup
sehingga berbeda dengan pendidikan sekolah .Implikasi bag pengembangan
pendidikan sekolah dan pendidikan yang di masyarakat adalah sebagai berikut
.Implikasi di artikan sebagai akibat langsung
atau konsekuensi dari suatu keputusan ,tentang pelaksanaan pendidikan
seumur hidup.
Oleh karena itu ada beberapa hal yang
perlu dihidupkan dalam proses pengembangan pendidikan sekolah (belajar
mengajar) yakni :
1.Perkembangan peserta
didik,yaitu salah satu nilai mendasar dalam menumbuhkan perkembangan diri anak
adalah rasa keperayaan diri.
2.Kemandirian anak,yaitu
kemampuan anak untuk menentukan diri,pendapat maupun penlaian atas diri dan
realitas sosial harus dihargai
3.Vitalis model
hubungan demokrasi,yaitu yang diberlakukan dalam proses belajar mengajar bukan
sikap otoriter ,yang menempatkan guru sebagai lawan dari guru,melainkan sikap
partisipatif dan kooperatif.
4.Vitalisasi jiwa
eksploratif,dalam kerangka ini ,jiwa eksploratif sangatlah penting mendapat
ruang gerak .Daya kritis anak,semangat mencari,menyelidiki dan meneliti perlu
di tumbuhkan .Hal inilah sebagai basis lahirnya kreativitas
5.Kebebasan.ada dua hal
mengapa kebebasan di pelukan ,pertama:kebebasan merupakan hak asasi manusia
yang mendasar ,artinya hak untuk bicara ,berkreasi merupakan bagian dari hak
asasi manusia ,kedua :kebebasan merupakan syarat untuk perkembangan.Anak-anak
yang selalu di kekang dengan sikap otoriter tidakmungkin akan bisa berkembang
secara kritis,apalagi mampu berkreasi ,selain memiliki ketergantungan yang
mutlak ‘
6.Menghidupkan
pengalaman anak P:pengalaman anak harus diperhatikan karena anak didik akan
lebih tertarik dan mengikutkan hatinyadalam kegiatan belajar kalau apa yang di
termanya terkait dengan dunia nyata.
7,Keseimbangan
pengembangan aspek personal dan sosial ;keseimbangan individualitas dan sosial
akan melatih peserta didik untuk mampu bekerjasa dalam masyarakat,dan anak akan
lebih terlatih untu k mampu membiasakan diri hidup dalam kompetisi yang sehat
dengan semangat solider an saling menghargai .
8.Kecerdasan emosional
dan spiritual:kecerdasan anak perlu ditumbuh kembangkan dalam pembelajaran .Ini
justru sangat penting karena kecerdasan emosi memungkinkan peserta didik mampu
menumbuhkan sikap empati dan kepedulian ,kejujuran ,tenggang rasa ,pengertian
dan integritas diri serta keterampilan sosial yang merupakan landasan bagi
tumbuhnya kesadaran moral anak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar