MAKALAH
(
Hakekat Manusia dan Kebutuhan akan Pendidikan)
Hakekat
Anak sebagai Manusia
DI SUSUN
Oleh
:
KELOMPOK VI
Ketua Kelompok :
Junardi (1247141004)
Anggota Kelompok :
Fifi Puspita Herman (1247141001)
Nurul Mukhlisah (1247141044)
Rosmawati (1247141016)
Erni Bin Talib (1247141014)
UPP PGSD PAREPARE
FIP UNM
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT,
karena dengan rahmat dan karunia-Nya kami diberi kesempatan untuk menyelesaikan
makalah ini yang membahas tentang “Hakekat
Manusia dan Kebutuhan Akan Pendidikan a. Hakekat Anak Sebagai Manusia”. Tidak lupa kami ucapkan kepada dosen
pembimbing dan teman-teman yang telah memberikan dukungan dalam
menyelesaikan makalah ini.
Penyusun menyadari keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman yang diperoleh selama ini, sehingga sangat diharapkan saran dan
kritikan yang sifatnya membangun, khususnya terhadap isi makalah ini agar
nantinya dapat berguna bagi semua kalangan masyarakat terutama pada para
Mahasiswa.
Akhirnya semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua, mudah – mudahan segala niat baik kita mendapat berkat disisinya.
Parepare,
13 September 2012
Penyusun
Kelompok VI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Manusia
sebagai makhluk yang paling sempurna dimuka bumi ini mempunyai perbedaan dan
kelebihan dengan makhluk-makhluk lain. Akal, merupakan sesuatu hal yang
dimiliki oleh manusia yang sangat berguna untuk mengatur insting serta ego
manusia itu sendiri agar tercapai tujuan kehidupannya.
Dengan
akal, manusia bisa mempelajari makna serta hakikat kehidupan dimuka bumi ini,
tanpa akal, manusia tidak mempunyai perbedaan sedikitpun dengan makhluk yang
lainnya. Akal juga membutuhkan ilmu serta pengetahuan agar bisa berjalan dengan
fungsinya, hakikat manusia sebagai makhluk yang selalu membutuhkan ilmu
pengetahuan. Hakikat manusia bisa menjadi makhluk individual, makhluk social,
makhluk peadegogis dan manusia sebagai mahkluk yang beragama.
B. Rumusan
Masalah
1. Pengertian
hakikat manusia
2.
Psikologi dan hukum perkembangan anak (manusia)
3.
Perubahan tingkah laku akibat belaja
C. Tujuan
Penulisan
Untuk mengetahui hakekat manusia dan
kebutuhannya akan pendidikan ( a. Hakekat anak sebagai Manusia)
BAB
II
PEMBAHASAN
1.
PENGERTIAN HAKIKAT MANUSIA
Hakekat manusia adalah sebagai berikut :
a. Makhluk
yang memiliki tenaga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhannya.
b. Individu
yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku
intelektual dan sosial.
c. yang
mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif mampu mengatur dan mengontrol
dirinya dan mampu menentukan nasibnya.
d. Makhluk
yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang tidak pernah selesai
(tuntas) selama hidupnya.
e. Individu
yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk mewujudkan
dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik untuk
ditempati
f. Suatu
keberadaan yang berpotensi yang perwujudanya merupakan ketakterdugaan dengan
potensi yang tak terbatas
g. Makhluk
Tuhan yang berarti ia adalah makhluk yang mengandung kemungkinan baik dan
jahat.
h. Individu
yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan turutama lingkungan sosial, bahkan ia
tidak bisa berkembang sesuai dengan martabat kemanusiaannya tanpa hidup di
dalam lingkungan sosial.
Kebutuhan
Manusia akan Pendidikan
Kenapa
manusia membutuhkan pendidikan ?.
Anak manusia lahir dengan bermacam-macam
potensi Agar potensi sebagai modal dasar
dapat berkembang maka perlu bantuan, bimbingan, dan pengarahan dari orang-orang
yang bertanggungjawab. Pendidikan bertujuan membantu mengembangkan potensi
kearah yang lebih baik. Pendidikan tidak hanya berarti penyampaian pengetahuan
tetapi merekomendasikan nilai-nilai. Manusia tidak akan menjadi manusia kalau
tidak dibesarkan dalam lingkungan manusia.
Pengertian Manusia
•
Manusia : Mahluk yang pandai bertanya, bahkan
mempertanyakan dirinya, keberadaannya dan dunia seluruhnya
•
Istilah lain manusia: Homo sapiens, homo faber, homo
economicus & homo religiosus (animal rationale, animal symbolicum dan
animal educandum)
Manusia menurut pola
Pemikiran
•
Biologis
Manusia dan kemampuan kreatifnya dikaji dari struktur fisiologisnya.
Meskipun ada kesamaan dengan binatang, tapi ada yang khas dari aktivitasnya
yaitu bahasa, posisi vertikal tubuhnya, dan ritme pertumbuhannya.
•
Psikologis
–
Menurut aliran psikoanalisa, manusia pada dasarnya
digerakkan dari dorongan dari dalam yang bersifat instrinsik
–
Menurut Aliran Humanistik: menentang aliran psikoanalisa,
manusia itu rasional, tersosialisasi dan dapat menentukkan nasibnya sendiri
–
Behavioristik, manusia merupakan mahluk reaktif yang
tingkahlakunya dikontrol oleh faktor luar
•
Pemikiran sosio-budaya
Kodrat manusia tidak hanya mengenal satu bentuk yang
uniform melainkan berbagai bentuk (animal symbolicum, zoon politicon)
•
Pemikiran Religius
Tipe manusia yang hidup dalam suatu alam yang sakral,
penuh dengan nilai-nilai religius dan dapat menikmati sakralitas yang ada.
2.
Ragam Pemahaman Tentang Hakikat Manusia, Sbb:
1. HOMO RELIGIUS:
Pandangan tentang sosok manusia dan
hakikat manusia sebagai makhluk yang beragam. Manusia diciptakan Tuhan Yang
Maha Esa di muka bumi ini sebagai makhluk yang paling sempurna dibandingkan
dengan makhluk lain ciptaan-Nya. Melalui kesempurnaannya itulah manusia bisa
berfikit, bertindak, berusaha dan bisa manentukan mana yang baik dan benar.
Disisi lain manusia meyakini bahwa ia memiliki keterbatasan dan kekurangan.
Mereka yakin ada kekuatan lain, yaitu Tuhan sang pencipta alam semesta. Oleh
sebab itu, sudah menjadi fitrah manusia, pada hakikatnya manusia adalah makhluk
religius yang mempercayai adanya sang maha pencipta yang mengatur seluruh sistem
kehidupan dimuka bumi ini.
2. HOMO SAPIENS:
Pemahaman hakikat manusia sebagai
makhluk yang bijaksana dan dapat berfikir atau sebagai animal rationale.
Hakikat manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang paling tinggi dan paling
mulia. Hal ini disebabkan oleh manusia karena memiliki akal, pikiran, rasio,
daya nalar, cipta dan karsa, sehingga manusia mampu mengembangkan dirinya
sebagai manusia seutuhnya. Manusia sebagai suatu organisme kehidupan dapat
tumbuh dan berkembang, namun yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya
adalah manusia memiliki daya pikir sehingga ia bisa berbicara, berfikir,
berbuat, belajar, dan memiliki cita-cita sebagai dambaan dalam menjalankan
kehidupannya yang lebih baik.
3. HOMO FABER:
Pemahaman hakikat manusia sebagai
makhluk yang berpiranti (perkakas). Manusia dengan akal dan ketrampilan
tangannya dapat menciptakan atau menghasilkan sesuatu (sebagai produsen) dan
pada pihak lain ia juga menggunakan karya lain (sebagai konsumen) untuk
kesejahteraan dan kemakmuran hidupnya. Melalui kemampual dan daya pikir yang
dimilikinya, serta ditunjang oleh daya cipta dan karsa, manusia dapat berkiprah
lebih luas dalam tatanan organisasi kemasyarakata menuju kehidupan yang lebih
baik.
4. HOMO HOMINI SOCIUS:
Kendati manusia sebagai makhluk
individu, makhluk yang memiliki jati diri, yang memiliki ciri pembeda antara
yang satu dengan yang lainnya, namun pada saat yang bersamaan manusia juga
sebagai kawan sosial bagi manusia lainnya. Ia senantisa berinteraksi dengan
lingkungannya. Ia berhubungan satu sama lain dan membentuk suatu masyarakat
tertentu. Walaupun terdapat pendapat yang berlawanan, ada yang menyebut manusia
adalah serigala bagi manusia lain (homo homini lupus). Pemahaman yang terakhir
inilah yang harus dihindarkan agar tidak terjadi malapetaka dimuka bumi ini.
Sejarah telah membuktikan adanya perang saudara ataupun pertikaian antarbangsa,
pada akhirnya hanya membuahkan derajat peradapan manusia semakin tercabik-cabik
dan terhempaskan.
5. MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK ETIS DAN
ESTETIS:
Hakikat manusia pada dasarnya adalah
sebagai makhluk yang memiliki kesadaran susila (etika) dalam arti ia dapar
memahami norma-norma sosial dan mampu berbuat sesuai dengan norma dan kaidah etika
yang diyakininya. Sedangkan makna estetis yaitu pemahaman tentang hakikat
manusia sebagai makhluk yang memiliki rasa keindahan (sense of beauty) dan rasa
estetika (sense of estetics). Sosok manusia yang memiliki cita, rasa, dan
dimensi keindahan atau estetika lainnya.
•
Pentingnya hakekat anak sebagai manusia
–
Anak merupakan salah satu unsur/komponen
sistem pendidikan
–
Urusan utama pendidikan adalah manusia
•
Hakekat anak sebagai manusia
–
Anak manusia ketika lahir dibekali
bermacam-macam potensi
–
Anak adalah calon manusia yang dapat
tumbuh & berkembang
–
Dalam mengembangkan dirinya ia
membutuhkan lingkungan hidup berkelompok
2. PSIKOLOGI DAN HUKUM PERKEMBANGAN ANAK
(MANUSIA)
Psikologi adalah suatu ilmu yang
menyelidiki serta mempelajari sikap, tingkah laku atau aktivitas-aktivitas di
mana sikap, tingkah laku, atau aktivitas-aktivitas itu sebagai manifestasi
hidup kejiwaan. Objek Psikologi adalah Jiwa.
Bidang garapan Psikologi :
a.
|
Psikologi
Teoritis
|
|
1).
|
Psikologi
Umum
|
|
2).
|
Psikologi
Khusus
|
|
-
Psikologi Perkembangan
-
Psikologi Kepribadian dan Typologi
-
Psikologi Sosial
-
Psikologi Pendidikan
-
Psikologi Abnormal
|
||
b.
|
Psikologi
Praktis :
|
|
1).
|
Psikodiagnostik
|
|
2).
|
Psikologi
Klinis dan Bimbingan Psikologis
|
|
3).
|
Psikologi
Perusahaan
|
|
4).
|
Psikologi
Pendidikan
|
Perkembangan merupakan suatu proses
sosialisasi dalam bentuk irnitasi yang berlangsung dengan adaptasi
(penyesuaian) dan seleksi. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan manusia
adalah keturunan, lingkungan, dan manusia itu sendiri. Hukum tempo perkembangan
menyatakan bahwa tiap-tiap anak memiliki tempo perkembangan yang berbeda. Anak
juga memiliki masa peka, yaitu suatu masa di mana suatu organ atau unsur
psikologis anak mengalami perkembangan yang sebaik-baiknya. Bagi seorang
pendidik, mengetahui perkembangan anak diperlukan dalam membimbing anak sesuai
dengan perkembangannya.
4.
PERUBAHAN TINGKAH LAKU AKIBAT BELAJAR
Ø Pengertian
belajar dapat disimpulkam sebagai berikut :
a. Dengan
belajar itu belajar itu diharapkan tingkah laku seseorang akan berubah.
b. Dengan
belajar pengetahuan dan kecakapan seseorang akan bertarnbah.
c. Perubahan
tingkah laku dan penambahan pengetahuan ini di dapat lewat suatu usaha.
Ø Faktor-faktor
yang mempengaruhi keberhasilan seseorang dalam belajar adalah :
a. Anak
yang belajar meliputi faktor fisiologis dan psikologis.
b. Faktor
dari luar :
c.
1). endogen :
v fisiologis
(kesehatan fisik dan indra)
v psikologis
:
·
adanya rasa ingin tahu.dari siswa.
·
kreatif, inovatif de akseleratif
·
bermotivasi tinggi.
·
adanya sifat kompetitif yang sehat
·
kebutuhan akan rasa aman, penghargaan,
aktualisasi diri, kasih sayang dan rasa memiliki.
2). eksogen :
v instrumental
(kurikulum, program, laboratorium)
v lingkungan
(sosial dan non sosial)
Ø Pusat
berlangsungnya pendidikan adalah : Keluarga, sekolah, masyarakat.
Ø Ciri-ciri
keberhasilan pendidikan pada seseorang dapat terlihat pada :
a.
Mengerti benar akan tugasnya dengan baik
dan didorong oleh rasa tanggung jawab yang kuat terhadap dirinya serta terhadap
Tuhan.
b.
Mampu mengadakan hubungan sosial dengan
bekerja sama dengan orang lain.
c.
Mampu menghadapi segala perubahan dunia
karena salah satu ciri kehidupan ialah perubahan.
d.
Sadar akan dirinya dan harga dirinya
sehingga tidak mudah memperjualbelikan dirinya dan kreatif.
e.
Peka terhadap nilai-nilai yang sifatnya
rohaniah.
Pribadi manusia tidak dapat dirumuskan
sebagai suatu keseluruhan tanpa sekaligus meletakkan hubungannya dengan
lingkungan. Jadi kepribadian adalah suatu kesatuan psikofisik termasuk bakat,
kecakapan, emosi, keyakinan, kebiasaan, menyatakan dirinya dengan khas di dalam
menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Sedangkan peranan pendidik dalam
pengembangan kepribadian adalah menjadi jembatan penghubung atau media untuk
mengaktualisasikan potensi psikofisik individu dalam menyelesaikan diri dengan
lingkungannya.
Ø Menurut Ki Hadjar Dewantara terdapat lima asas dalam
pendidikan yaitu :
A.
Asas
kemerdekaan; Memberikan kemerdekaan kepada anak didik, tetapi bukan kebebasan
yang leluasa, terbuka (semau gue), melainkan kebebasan yang dituntun oleh
kodrat alam, baik dalam kehidupan individu maupun sebagai anggota masyarakat.
B.
Asas kodrat
Alam; Pada dasarnya manusia itu sebagai makhluk yang menjadi satu dengan kodrat
alam, tidak dapat lepas dari aturan main (Sunatullah), tiap orang diberi
keleluasaan, dibiarkan, dibimbing untuk berkembang secara wajar menurut
kodratnya.
C.
Asas kebudayaan;
Berakar dari kebudayaan bangsa, namun mengikuti kebudyaan luar yang telah maju
sesuai dengan jaman. Kemajuan dunia terus diikuti, namun kebudayaan sendiri
tetap menjadi acauan utama (jati diri).
D.
Asas kebangsaan;
Membina kesatuan kebangsaan, perasaan satu dalam suka dan duka, perjuangan
bangsa, dengan tetap menghargai bangsa lain, menciptakan keserasian dengan
bangsa lain.
E.
Asas
kemanusiaan; Mendidik anak menjadi manusia yang manusiawi sesuai dengan
kodratnya sebagai makhluk Tuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar