1
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar
Belakang
Kita sepakat
bahwa pendidikan merupakan sesuatu yang tidak asing bagi kita, terlebih lagi
karena kita bergerak di bidang pendidikan.Pendidikan merupakan salah satu
kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia yang berfikir, bagaimana menjalani
kehidupan dunia ini dalam rangka mempertahankan hidup dalam hidup, dan
penghidupan manusia yang mengembang tugas dari Sang Kholiq untuk beribadah. Manusia
sebagai mahluk yang diberikan kelebihan oleh Allah Subhanaha watta’alla dengan
suatu bentuk akal pada diri manusia yang tidak dimiliki mahluk Allah yang lain
dalam kehidupannya, bahwa untuk mengolah akal pikirnya diperlukan suatu pola
pendidikan melalui suatu proses pembelajaran dan pendidikan itu tidak dapat
luntur atau tidak dapat dilupakan sampai akhir hayat. Juga pasti kita sepakat
bahwa pendidikan diperlukan oleh semua orang. Bahkan dapat dikatakan bahwa
pendidikan ini dialami oleh semua manusia dari semua golongan. Tetapi seringkali
orang melupakan makna dan hakikat pendidikan itu sendiri.Layaknya hal lain yang
sudah menjadi rutinitas, cenderung terlupakan makna dasar dan Karena itu
benarlah kalau dikatakan bahwa setiap orang yang terlihat dalam dunia pendidikan
sepatutnyalah selalu merenungkan makna dan hakikat pendidikan, merefleksikannya
di tengah-tengah tindakan/aksi sebagai buah Makalah singkat ini mencoba
mengungkap makna hakikat pendidikan, dan benuk pendidikan sepanjang hayat.
2.
Rumusan
Masalah
1.
Apa arti pendidikan ?
2.
Apa hakikat Pendidikan itu?
3.
Hakikat pendidikan menurut islam?
4.
Apa Tujuan Hakikat Pendidikan ?
5.
Bagaimana yang dimaksud dengan
Pendidikan sepanjang hayat?
2
3 . Tujuan Penulisan
1.
Dapat mengetahui arti pendidikan
yang ditinjau dari beberapa konsep, atau beberapa defenisi
2.
Dapat mengetahui arti dari hakikat
pendidikan dan penerapannya di kehidupan sehari-hari
3.
Dapat mengeahui hakikat pendidikan
menurut Islam
4.
Dapat mengetahui tentang tujuan dari
hakikat pendidikan
5.
Dan dapat mengetahui tentang
Pendidikan sepanjang hayat.
6.
Dan Bagaimana bentuk dan kondisi
Pendidikan di masa yang akan datang.
4 . Metode
Penulisan
Metode
yang digunakan yaitu metode studi pustaka atau menggunakan literature seperti,
buku dan pengambilan data dari internet atau media elektronik, serta
penulisannya menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
3
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian
Pendidikan
a.
Pendidikan
merupakan salah satu kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia yang berfikir
bagaimana menjalani kehidupan dunia ini dalam rangka mempertahankan hidup dalam
hidup dan penghidupan manusia yang mengemban tugas dari Sang Kholiq untuk
beribadah. Manusia sebagai mahluk yang
diberikan kelebihan oleh Allah Subhanaha watta’alla dengan suatu bentuk akal
pada diri manusia yang tidak dimiliki mahluk Allah yang lain dalam
kehidupannya, bahwa untuk mengolah akal pikirnya diperlukan suatu pola
pendidikan melalui suatu proses pembelajaran.
b.
Berdasarkan undang-undang Sisdiknas No.20
tahun 2003 Bab I, bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
c.
Menurut
William F Pendidikan harus dilihat di dalam cakupan pengertian
yang luas. Pendidikan juga bukan merupakan suatu proses yang netral sehingga
terbebas dari nilai-nilai dan Ideologi.
d.
Kosasih
Djahiri (1980 : 3) mengatakan bahwa Pendidikan adalah
merupakan upaya yang terorganisir, berencana dan berlangsung kontinyu (terus
menerus sepanjang hayat) kearah membina manusia/anak didik menjadi insan
paripurna, dewasa dan berbudaya (civilized).
e.
Dalam bahasa
Yunani pendidikan adalah pedagogik, yaitu : ilmu menuntun
anak.
f.
Orang Romawi melihat
pendidikan sebagai educare, yaitu mengeluarkan dan menuntun, tindakan
merealisasikan potensi anak yang dibawa waktu dilahirkan di dunia.
4
g.
Bangsa
Jerman melihat pendidikan sebagai Erziehung yakni : membangkitkan kekuatan
terpendam atau mengaktifkan kekuatan/potensi anak.
h.
Dalam
bahasa Jawa, pendidikan berarti panggulawentah (pengolahan), mengolah,
mengubah kejiwaan, mematangkan perasaan, pikiran, kemauan dan watak, mengubah
kepribadian sang anak.
i.
Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia, pendidikan berasal dari kata dasar
didik dan kecerdasan pikiran.
Apabila ditarik secara garis besar
dapat di artikan pendidikan ialah proses pengubahan sikap dan tata laku
seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan latihan, proses perbuatan, cara mendidik masyarakatnya.
Terlepas dari berbagai macam
definisi pendidikan yang diutarakan oleh para ahli, dapat disimpulkan bahwa
pendidikan mengandung unsur-unsur sebagai berikut:
1. Usaha
Pendidikan mengandung unsur usaha. Hal ini dibutuhkan untuk mencapai sebuah tujuan yang telah direncanakan.
2. Tujuan
Pendidikan harus memiliki sebuah tujuan yang jelas. Hal ini diperlukan untuk terfokusnya sistem pendidikan yang berlangsung.
3. Lingkungan
Pendidikan harus memiliki suatu lingkungan tertentu. Tanpa adanya lingkungan tersebut, maka pendidikan yang berlangsung akan berjalan dengan tidak teratur.
4. Kesengajaan
Pendidikan adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sengaja dan sadar.
1. Usaha
Pendidikan mengandung unsur usaha. Hal ini dibutuhkan untuk mencapai sebuah tujuan yang telah direncanakan.
2. Tujuan
Pendidikan harus memiliki sebuah tujuan yang jelas. Hal ini diperlukan untuk terfokusnya sistem pendidikan yang berlangsung.
3. Lingkungan
Pendidikan harus memiliki suatu lingkungan tertentu. Tanpa adanya lingkungan tersebut, maka pendidikan yang berlangsung akan berjalan dengan tidak teratur.
4. Kesengajaan
Pendidikan adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sengaja dan sadar.
5
FUNGSI DAN PERANAN MANUSIA
Peran yang hendaknya dilakukan seorang manusia :
1. Belajar.
2. Mengajarkan ilmu.
3. Membudayakan ilmu
Ilmu yang telah diketahui bukan hanya untuk disampaikan kepada orang lain melainkan dipergunakan untuk dirinya sendiri dahulu agar membudaya.
Manusia terlahir bukan atas kehendak diri sendiri melainkan atas kehendak Tuhan. Manusia mati bukan atas kehendak dirinya sendiri Tuhan yang menentukan saatnya dan caranya. Seluruhnya berada ditangan Tuhan Hukum Tuhan adalah hukum mutlak yang tak dapat dirubah oleh siapapun hukum yang penuh dengan rahasia bagi manusia yang amat terbatas pikirannya.
Pendidikan bagi manusia dapat diartikan sebagai keseluruhan proses pendidikan yang diorganisasikan, mengenai apapun bentuk isi, tingkatan status dan metode apa yang digunakan dalam proses pendidikan tersebut, baik formal maupun non-formal, baik dalam rangka kelanjutan pendidikan di sekolah maupun sebagai pengganti pendidikan di sekolah, di tempat kursus, pelatihan kerja maupun di perguruan tinggi, yang membuat manusia mampu mengembangkan kemampuan, keterampilan, memperkaya khasanah pengetahuan, meningkatkan kualifikasi keteknisannya atau keprofesionalannya dalam upaya mewujudkan kemampuan ganda yakni di suatu sisi mampu mengembangankan pribadi secara utuh dan dapat mewujudkan keikutsertaannya dalam perkembangan sosial budaya, ekonomi, dan teknologi secara bebas, seimbang, dan berkesinambungan.
Peran yang hendaknya dilakukan seorang manusia :
1. Belajar.
2. Mengajarkan ilmu.
3. Membudayakan ilmu
Ilmu yang telah diketahui bukan hanya untuk disampaikan kepada orang lain melainkan dipergunakan untuk dirinya sendiri dahulu agar membudaya.
Manusia terlahir bukan atas kehendak diri sendiri melainkan atas kehendak Tuhan. Manusia mati bukan atas kehendak dirinya sendiri Tuhan yang menentukan saatnya dan caranya. Seluruhnya berada ditangan Tuhan Hukum Tuhan adalah hukum mutlak yang tak dapat dirubah oleh siapapun hukum yang penuh dengan rahasia bagi manusia yang amat terbatas pikirannya.
Pendidikan bagi manusia dapat diartikan sebagai keseluruhan proses pendidikan yang diorganisasikan, mengenai apapun bentuk isi, tingkatan status dan metode apa yang digunakan dalam proses pendidikan tersebut, baik formal maupun non-formal, baik dalam rangka kelanjutan pendidikan di sekolah maupun sebagai pengganti pendidikan di sekolah, di tempat kursus, pelatihan kerja maupun di perguruan tinggi, yang membuat manusia mampu mengembangkan kemampuan, keterampilan, memperkaya khasanah pengetahuan, meningkatkan kualifikasi keteknisannya atau keprofesionalannya dalam upaya mewujudkan kemampuan ganda yakni di suatu sisi mampu mengembangankan pribadi secara utuh dan dapat mewujudkan keikutsertaannya dalam perkembangan sosial budaya, ekonomi, dan teknologi secara bebas, seimbang, dan berkesinambungan.
6
2.
Pengertian
Hakikat Pendidikan
a. Pengertian Hakikat Pendidikan
Hakikat pendidikan itu dapat dikategorisasikan dalam
dua pendapat yaitu: pendekatan epistemologis
dan pendekatan ontologi atau metafisik. Kedua pendekatan tersebut tentunya
dapat melahirkan jawaban yang berbeda-beda mengenai apakah hakikat pendidikan
itu. Di dalam pendidikan epistemologis yang
menjadi masalah adalah akar atau kerangka ilmu pendidikan sebagai ilmu.
Pendekatan tersebut mencari makna pendidikan sebagai ilmu yaitu mempunyai objek
yang akan merupakan dasar analisis yang akan membangun ilmu pengetahuan yang
disebut ilmu pendidikan. Dari sudut pandang pendidikan dilihat sebagai sesuatu
proses yang interen dalam konsep manusia. Artinya manusia hanya dapat
dimanusiakan melalui proses pendidikan Dengan demikian hakikat pendidikan
adalah sangat ditentukan oleh nilai-nilai, motivasi dan tujuan dari pendidikan
itu sendiri.Maka hakikat pendidikan dapat dirumuskan sebagi berikut :
1.
Pendidikan merupakan proses
interaksi manusiawi yang ditandai keseimbangan antara kedaulatan subjek didik
dengan kewibawaan pendidik.
2.
Pendidikan merupakan usaha penyiapan
subjek didik menghadapi lingkungan yang
mengalami perubahan yang semakin pesat;
3.
Pendidikan meningkatkan kualitas
kehidupan pribadi dan masyarakat.
4.
Pendidikan
berlangsung seumur hidup, Pendidikan merupakan kiat dalam menerapkan
prinsip-prinsip ilmu.
Berbagai pendapat mengenai hakikat pendidikan dapat
digolongkan atas dua kelompok
besar yaitu :
• Pendekatan reduksionisme
Pendekatan-pendekatan reduksionisme melihat proses pendidikan peserta didik dan keseluruhan termasuk lembaga-lembaga pendidikan, menampilkan pandangan ontologis maupun metafisis tertentu mengenai hakikat pendidikan. Teori-teori tersebut satu persatu sifatnya mungkin mendalam secara Vertikal namun tidak melebar secara horizontal.
• Pendekatan reduksionisme
Pendekatan-pendekatan reduksionisme melihat proses pendidikan peserta didik dan keseluruhan termasuk lembaga-lembaga pendidikan, menampilkan pandangan ontologis maupun metafisis tertentu mengenai hakikat pendidikan. Teori-teori tersebut satu persatu sifatnya mungkin mendalam secara Vertikal namun tidak melebar secara horizontal.
7
Peserta
didik, anak manusia, tidak hidup secara terisolasi tetapi dia hidup dan
berkembang di dalam suatu masyarakat tertentu, yang berbudaya, yang mempunyai
visi terhadap kehidupan di masa depan, termasuk kehidupan pasca kehidupan.
• Pendekatan holistik integrative
• Pendekatan Redaksional
Teori-teori / pendekatan redaksional sangat banyak dikemukakan di dalam khazanah ilmu pendidikan. Dalam hal ini akan dibicarakan berbagai pendekatan reduksionaisme sebagai berikut:
1. Pendekatan pedagogis / pedagogisme
Titik tolak dari teori ini ialah anak yang akan di besarkan menjadi manusia dewasa. Pandangan ini apakah berupa pandangan nativisme schopenhouer serta menganut penganutnya yang beranggapan bahwa anak telah mempunyai kemampuan-kemampuan yang dilahirkan dan tinggal di kembangkan saja.
2. Pendekatan Filasofis / religionisme
Anak manusia mempunyai hakikatnya sendiri dan berada dengan hakikat orang dewasa. Oleh sebab itu, proses pendewasaan anak bertitik-tolak dari anak sebagai anak manusia yang mempunyai tingkat-tingkat perkembangan sendiri.
3. Pendekatan religius / religionisme
Pendekatan religius / religionisme dianut oleh pemikir-pemikir yang melihat hakikat manusia sebagai makhluk yang religius. Namun demikian kemajuan ilmu pengetahuan yang sekuler tidak menjawab terhadap kehidupan yang bermoral.
4. Pendekatan psikologis / psikologisme
Pandangan-pandangan pedagogisme seperti yang telah diuraikan telah lebih memacu masuknya psikologi ke dalam bidang ilmu pendidikan hal tersebut telah mempersempit pandangan para pendidik seakan-akan ilmu pendidikan terbatas kepada ilmu mengajar saja.
• Pendekatan holistik integrative
• Pendekatan Redaksional
Teori-teori / pendekatan redaksional sangat banyak dikemukakan di dalam khazanah ilmu pendidikan. Dalam hal ini akan dibicarakan berbagai pendekatan reduksionaisme sebagai berikut:
1. Pendekatan pedagogis / pedagogisme
Titik tolak dari teori ini ialah anak yang akan di besarkan menjadi manusia dewasa. Pandangan ini apakah berupa pandangan nativisme schopenhouer serta menganut penganutnya yang beranggapan bahwa anak telah mempunyai kemampuan-kemampuan yang dilahirkan dan tinggal di kembangkan saja.
2. Pendekatan Filasofis / religionisme
Anak manusia mempunyai hakikatnya sendiri dan berada dengan hakikat orang dewasa. Oleh sebab itu, proses pendewasaan anak bertitik-tolak dari anak sebagai anak manusia yang mempunyai tingkat-tingkat perkembangan sendiri.
3. Pendekatan religius / religionisme
Pendekatan religius / religionisme dianut oleh pemikir-pemikir yang melihat hakikat manusia sebagai makhluk yang religius. Namun demikian kemajuan ilmu pengetahuan yang sekuler tidak menjawab terhadap kehidupan yang bermoral.
4. Pendekatan psikologis / psikologisme
Pandangan-pandangan pedagogisme seperti yang telah diuraikan telah lebih memacu masuknya psikologi ke dalam bidang ilmu pendidikan hal tersebut telah mempersempit pandangan para pendidik seakan-akan ilmu pendidikan terbatas kepada ilmu mengajar saja.
8
5. Pendekatan negativis / negativism
Pendidikan ialah menjaga pertumbuhan anak. Dengan demikian pandangan negativisme ini melihat bahwa segala sesuatu seakan-akan telah tersedia di dalam diri anak yang bertumbuh dengan baik apabila tidak dipengaruhi oleh hal-hal yang merugikan pertumbuhan tersebut.
6. Pendekatan sosiologis / sosiologismu
Pandangan sosiologisme cenderung berlawanan arah dengan pedagogisme. Titik-tolak dari pandangan ini ialah prioritas kepada kebutuhan masyarakat dan bukan kepada kebutuhan individu
5. Pendekatan negativis / negativism
Pendidikan ialah menjaga pertumbuhan anak. Dengan demikian pandangan negativisme ini melihat bahwa segala sesuatu seakan-akan telah tersedia di dalam diri anak yang bertumbuh dengan baik apabila tidak dipengaruhi oleh hal-hal yang merugikan pertumbuhan tersebut.
6. Pendekatan sosiologis / sosiologismu
Pandangan sosiologisme cenderung berlawanan arah dengan pedagogisme. Titik-tolak dari pandangan ini ialah prioritas kepada kebutuhan masyarakat dan bukan kepada kebutuhan individu
Pendidikan
merupakan transfer of knowledge, transfer of value dan transfer of culture
and transfer of religius yang semoga diarahkan pada upaya untuk
memanusiakan manusia. Hakikat proses pendidikan ini sebagai upaya untuk
mengubah perilaku individu atau kelompok agar memiliki nilai-nilai yang
disepakati berdasarkan agama, filsafat, ideologi, politik, ekonomi, sosial,
budaya dan pertahanan keamanan.
Selain
itu hakekat pendidikan juga mengarah
pada asas-asas seperti :
1.
asas/pendekatan manusiawi/humanistik
serta meliputi keseluruhan aspek/potensi anak didik serta utuh dan bulat (aspek
fisik–non fisik : emosi–intelektual ; kognitif–afektif psikomotor), sedangkan
pendekatan humanistik adalah pendekatan dimana anak didik dihargai sebagai
insan manusia yang potensial, (mempunyai kemampuan kelebihan – kekurangannya
dll), diperlukan dengan penuh kasih sayang – hangat – kekeluargaan – terbuka –
objektif dan penuh kejujuran serta dalam suasana kebebasan tanpa ada
tekanan/paksaan apapun juga.
2.
Asas kemerdekaan; Memberikan
kemerdekaan kepada anak didik, tetapi bukan kebebasan yang leluasa, terbuka
(semau gue), melainkan kebebasan yang dituntun oleh kodrat alam, baik dalam
kehidupan individu maupun sebagai anggota masyarakat.
9
3.
Asas kodrat Alam; Pada dasarnya
manusia itu sebagai makhluk yang menjadi satu dengan kodrat alam, tidak dapat
lepas dari aturan main (Sunatullah), tiap orang diberi keleluasaan, dibiarkan,
dibimbing untuk berkembang secara wajar menurut kodratnya.
4.
Asas kebudayaan; Berakar dari
kebudayaan bangsa, namun mengikuti kebudyaan luar yang telah maju sesuai dengan
jaman. Kemajuan dunia terus diikuti, namun kebudayaan sendiri tetap menjadi
acauan utama (jati diri).
5.
Asas kebangsaan; Membina kesatuan
kebangsaan, perasaan satu dalam suka dan duka, perjuangan bangsa, dengan tetap
menghargai bangsa lain, menciptakan keserasian dengan bangsa lain.
6.
Asas kemanusiaan; Mendidik anak
menjadi manusia yang manusiawi sesuai dengan kodratnya sebagai makhluk Tuhan.
Jadi pada intinya,
Hakikat Pendidikan: mendidik manusia
menjadi manusia sehinggah hakekat atau inti dari pendidikan tidak akan terlepas
dari hakekat manusia, sebab urusan utama pendidikan adalah manusia. Wawasan
yang dianut oleh pendidik tentang manusia akan mempengaruhi strategi atau
metode yang digunakan dalam melaksanakan tugasnya, disamping konsep pendidikan
yang dianut.
Pendidikan
merupakan kiat dalam menerapkan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan dan teknologi
bagi pembentukan manusia seutuhnya. Pada dasarnya pendidikan harus dilihat
sebagai proses dan sekaligus sebagai tujuan. Artinya proses pendidikan
mempunyai visi yang jelas. Individu menjadi manusia karena proses belajar atau
proses interaksi manusiawi dengan manusia lain. Ini mengandung arti bahwa
proses interaksi dalam kehidupan social menjadi salah satu panutan atau
komponen pembentuk hakekat pendidikan yang dimengerti sebagai memanusiakan
manusia, atau bagaiamana mengiringi manusia dalam proses pencarian ilmu
pengetahuan untuk bergerak dari ketidaktahuaan menjadi paham dan yakin akan
sesuatu yang di telaah/dipelajarinya, mengembangkan potensi lahirianya dan
spiritual manusia sehingga yang tercipta dari proses pendidikan tersebut adalah
manusia yang mampu mengembangkan potensi
10
diri menjadi insan yang cerdas
intelegensi dan spiritualnya yang mampu menghasilkan (produktif) bukan hanya
mampu memakai/menghabiskan (komsumtif), membimbing akhlak manusia menjadi insan
yang mampu mengaaplikasikan ilmu pengetahuannya untuk kemaslahatan/keselamatan
pribdi dan umat lainnya.
b. Hakikat Pendidikan menurut Islam
Pendidikan secara
semantik menunjukkan pada suatu kegiatan atau proses yang berhubungan dengan
pembinaan yang dilakukan seseorang kepada orang lain . Pengertian tersebut
belum menunjukkan adanya program, sistem, dan metoda yang lazimnya digunakan
dalam melakukan pendidikan atau pengajaran. Ada 3 pengerian hakikat pendidikan
di dalam islam yaitu:
1. Ta”lim
: Pembinaan/Pengarahan
(Ilmu Pengetahuan)
2. Tarbiyah
: Pengajaran
3. Ta”dib : Pembinaan/Pengarahan (moral dan esetika)
Pendidikan
menurut islam adalah keseluruhan pengertian yang terkandung didalam ketiga
istilah tersebut. Namun demikian, ketiga istilah tersebut sebenarnya memberi
kesan bahwa antara satu dan yang lainnya berbeda. Beda istilah ta‟lim mengesankan
memberikan proses pemberian bekal pengetahuan. Sedangkan istilah tarbiyah,
mengesankan proses pembinaan dan pengarahan bagi pembentukan kepribadian dan
sikap mental.sementara istilah ta‟dib mengesankan proses pembinaan dan
pengarahan bagi pembentukan kepribadian dan sikap mental, sedangkan sitilah ta‟dib
mengesankan proses pembinaan terhadap sikap moral dan estetika dalam kehidupan
yang lebih mengacu pada peningkatan martabat manusia.
11
3
. Tujuan Hakikat Pendidikan
Oleh karena
itu tepat sekali dikatakan pada dassarnya pendidikan mempunyai dua tujuan besar
yakni mengembangkan individu dan masyarakat yang “ smart and good” (Lickona
1992 : 6). Konsepsi tujuan tersebut mengandung arti bahwa tujuan pendidikan
tidak lain adalah mengembangkan individu dan masyarakat agar cerdas (smart) dan
baik (good).
Secara elaboratif tujuan ini
oleh bloom dkk (1962) dirinci menjadi tujuan pengembangan kognitif, afektif,
dan psikomotorik, yakni pengembangan pengetahuan dan pengertian, nilai dan
sikap, dan keterampilan psikomotorik.
Pasal 1 butir 1 UU Sidikan 20/2003,
ditegaskan bahwa pendidikan adalah usaha dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
penendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Dalam pasal 3 dikemukakan bahwa
Pendidikan Nasional berfungsimengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, beraklak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.
12
4 . Pendidikan Sepanjang Hayat
Manusia
adalah makhluk yang tumbuh dan berkembang.Ia ingin mencapai suatu
kehidupan yang optimal. Selama
manusia berusaha untuk meningkatkan kehidupannya, baik dalam meningkatkan dan mengembangkan pengetahuan, kepribadian, maupun keterampilannya,secara
sadar atau tidak sadar,maka selama itulah pendidikan masih berjalan terus.
Pendidikan sepanjang hayat merupakan asas
pendidikan yang cocok bagi orang-orang yang hidup dalam dunia transformasi,dan
di dalam masyarakat yang saling mempengaruhi seperti saat zaman globalisasi
sekarang ini.Setiap manusia dituntut untuk menyesuaikan dirinya secara terus
menerus dengan situasi baru.Pendidikan sepanjang hayat merupakan jawaban
terhadap kritik-kkritik yang dilontarkan
pada sekolah.Sistem sekolah secara tradisional mengalami kesukaran dalam
menyesuaikan diri dengan perubahan kehidupan yang sangat cepat dalam abad
terakhir ini dan tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup-kebutuhan hidup atau
tuntunan manusia yang makin meningkat.Pendidikan di sekolah hanya terbatas pada
tingkat pendidikan dari sejak kanka-kanak sampai dewasa,tidak akan memenuhi
persyaratan-persyaratan yang dibutuhkan dunia yang berkembang pesat.Dunia yang
selalu berubah ini membutuhkan suatu sistem yang fleksibel.Pendidikan harus
tetap bergerak dan mengenal inovasi secara terus menerus.
Bentuk pendidikan ini menekankan pada
pemerolehan pengetahuan dan keterampilan khusus serta praktis yang secara
langsung bermanfaat dalam kehidupan di masyarakat.Philip H.Coombs(Uyoh Sadulloh
,1994:65),mengemukakan beberapa bentuk pendidikan di masyarakat antara lain:
a.Program persamaan bagi mereka yang tidak pernah bersekolah atau putus
sekolah b.Program
pemberantasan buta huruf c.Penitipan
bayi dan penitipan anak pra sekolah
d.Kelompok pemuda tanie.Perkumpulan olahraga dan rekreasi f.Kursus-kursus
keterampilan
13
Terjadinya
suatu perubahan pandangan pendidikan ke arah Pendidikan Sepanjang Hayat
(PSH),karena:
a.Konsep
Pendidikan Sepanjang Hayat dilandasi alasan bahwa:
1. Program persamaan bagi
mereka yang tidak pernah bersekolah atau putus sekolah
2.Program
pemberantasan
3.Penitipan bayi
dan penitipan anak pra sekolah
4.Kelompok
pemuda tani
5.Perkumpulan olah raga dan rekreasi
6.kursus-kursus keterampilan
Terjadinya suatu perubahan pandangan
pendidikan kearah Pendidikan Sepanjang Hayat (PSH),karena :
a.Konsep
Pendidikan Sepanjang Hayat dilandasi alasan bahwa :
1.Semakin banyaknya keluaran dari system
persekolahan (system pendidikan formal)yang
ingin melanjutkan pendidikan ,
2.Cepatnya perkembangan pengetahuan baru
meningkatnya kebutuhan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan dan tuntunan
masan.
b.Pendidikan
Sepanjang Masa di pandang sebagai hal yang melatar belakangi kebutuhan system
pendidikan secara keseluruhan yang dapat
merespon kebutuhan dan tujuan dasar bidang sosial ekonomi,politik dan
kebudayaan.
c.Banyaknya
hasil penelitian tentang sekolah yang antara lain menyatakan “Bahwa system
pendidikan dewasa ini tidak sesuai sebagaimana yang diharapkan”.
d.Peningkatan
kuantitas dan kualitas sekolah tidak membantu memecahkan pemenuhan
kebutuhan hidup ,dan perbaikan system
sekolah hanya menguntungkan mereka yang sudah mendapat kesempatan
sekolah,sedang di luarnya masih banyak berjuta-juta anak yang menunggu
14
kesempatan
ini.Dalam rangka ini fungsi guru adalah membantu anak untuk mengetahui sesuatu
yang ada dalam dirinya.
e.Keterbatasan
system persekolahan yang telah mempaketkan atau membakukan sehingga para siswa
menerima pengetahuan dengan keahlian yang telah terpilihkan dan dengan resiko
dapat digunakan/tidak setelah akhir studinya.Di sisi lain system
persekolahan,mengharuskan siswa berada di dalam bentuk menyeluruh dan keahlian
yang sejenis sehingga terasing dari pengetahuan dan keahlian lain.
Konsep /teori Pendidikan Belajar Sepanjang Hayat
sehingga berbeda dengan dimensi pendidikan sekolah adalah sbb:
Asas pendidikan seumur hidup itu
merumuskan suatu asas bahwa pendidikan merupakan suatu proses kontinyu ,yang
bermula sejak seseorang dilahirkan hingga meninggal,Proses pendidikan ini tidak
hanya terbatas pada bangku sekolah ,tetapi juga mencakup bentuk-bentuk belajar
secara informal baik yang berlangsung dalam keluarga ,dalam pekerjaan dan dalam
kehidupan bermasyarakat.inilah yang membedakan konsep Pendidikan Seumur Hidup
sehingga berbeda dengan pendidikan sekolah .Implikasi bag pengembangan
pendidikan sekolah dan pendidikan yang di masyarakat adalah sebagai berikut
.Implikasi di artikan sebagai akibat langsung
atau konsekuensi dari suatu keputusan ,tentang pelaksanaan pendidikan
seumur hidup.
Oleh karena itu ada beberapa hal yang
perlu dihidupkan dalam proses pengembangan pendidikan sekolah (belajar
mengajar) yakni :
1.Perkembangan peserta didik,yaitu salah satu nilai
mendasar dalam menumbuhkan perkembangan diri anak adalah rasa keperayaan diri.
2.Kemandirian anak,yaitu kemampuan anak untuk
menentukan diri,pendapat maupun penlaian atas diri dan realitas sosial harus
dihargai
3.Vitalis model hubungan demokrasi,yaitu yang
diberlakukan dalam proses belajar mengajar bukan sikap otoriter ,yang
menempatkan guru sebagai lawan dari guru,melainkan sikap partisipatif dan
kooperatif.
15
4.Vitalisasi jiwa eksploratif,dalam kerangka ini
,jiwa eksploratif sangatlah penting mendapat ruang gerak .Daya kritis
anak,semangat mencari,menyelidiki dan meneliti perlu di tumbuhkan .Hal inilah
sebagai basis lahirnya kreativitas
5.Kebebasan.ada dua hal mengapa kebebasan di pelukan
,pertama:kebebasan merupakan hak asasi manusia yang mendasar ,artinya hak untuk
bicara ,berkreasi merupakan bagian dari hak asasi manusia ,kedua :kebebasan
merupakan syarat untuk perkembangan.Anak-anak yang selalu di kekang dengan
sikap otoriter tidakmungkin akan bisa berkembang secara kritis,apalagi mampu
berkreasi ,selain memiliki ketergantungan yang mutlak ‘
6.Menghidupkan pengalaman anak pengalaman anak harus
diperhatikan karena anak didik akan lebih tertarik dan mengikutkan hatinyadalam
kegiatan belajar kalau apa yang di termanya terkait dengan dunia nyata.
7,Keseimbangan pengembangan aspek personal dan
sosial ;keseimbangan individualitas dan sosial akan melatih peserta didik untuk
mampu bekerjasa dalam masyarakat,dan anak akan lebih terlatih untu k mampu
membiasakan diri hidup dalam kompetisi yang sehat dengan semangat solider an
saling menghargai .
8.Kecerdasan emosional dan spiritual:kecerdasan anak
perlu ditumbuh kembangkan dalam pembelajaran .Ini justru sangat penting karena
kecerdasan emosi memungkinkan peserta didik mampu menumbuhkan sikap empati dan
kepedulian ,kejujuran ,tenggang rasa ,pengertian dan integritas diri serta
keterampilan sosial yang merupakan landasan bagi tumbuhnya kesadaran moral anak.
Kalau kita
mendengar kalimat sepanjang hayat artinya tidak akan pernah punah, atau tidak
akan pernah pudar sepanjang waktu kecuali suatu zat, benuk itu mati. Begitu halnya juga dengan pendidikan, pendidikan tidak
akan pernah punah atau pudar, bahkan terkadang ilmu atau materi yang didapat
dari pendidikan biasanya bertambah dari zaman ke zaman seiring dengan kemajuaan
teknologi. Mengapa pendidikan itu dapat dikatakan harta yang paling berharga
sepanjang hayat?, karena pendidikan inilah yang akan anda ajarkan kepada setiap
generasi masa
16
depan anda, bahkan ilmu yang anda dapatkan di waktu
dulu mungkin dapat berbeda atau terjadi
penambahan ilmu dengan generasi anda dimasa depan.
Kalau
kita ingin mendalami suatu ilmu atau suatu pendidikan maka sampai anda mati pun
masih ada ilmu yang anda belum temui atau anda belum ketahui, bahkan ilmu atau
suatu pendidikan dapat membawa kita kea rah yang lebih baik untuk masa depan
kita dan masa depan generasi kita kelak nanti. Apalagi dizaman globalisasi ini
orang yang tidak berpendidikan atau berilmu masih saja terus dipandang rendah
dan ditertawakan, bagaimana orang yang hidup dimasa depan nanti?, sekarang anda
dapat membayangkan 50 tahun kedepan atau beberapa ahun ke depan nasib anda
apabila anda tidak berpendidikan. Janganlah kita jauh-jauh memberi contoh dilingkungan
anda saja, mungkin anda berpendapa bahwa pendidikan itu tidak bermanfaat, tapi
kelak anda butuhkan untuk masa depan anda, contoh kecil dilingkungan keluarga :
Ibu yang tidak mengeyam pendidikan dimasa lalunya,
dapat diperbudak atau dapa dibohongi oleh anaknya sendiri dalam masalah biaya
atau pembayaran disekolah, yang tadinya pembayaran disekolah hanya Rp. 150.000
, anaknya minta ke ibunya Rp. 200.000, kalau ibu yang dapa mengerti atau
memiliki pendidikan maka seorang ibu itu akan mengecek nya kesekolah, itu hanya
contoh kecil di keluarga, bagaimana dengan di lingkungan luar, yakin dan
percaya anda hanya dapat diam saat anda dihadapkan suatu masalah apabila anda
tidak memiliki ilmu atau anda tidak berpendidikan maka itulah diperlukan adanya
pendidikan, dan pendidikan iu digunakan sepanjang hayat kita.
17
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Dari materi diatas dapat disimpulkan
bahwa Hakikat Pendidikan adalah
1.
Pendidikan merupakan proses
interaksi manusiawi yang ditandai keseimbangan antara kedaulatan subjek didik
dengan kewibawaan pendidik.
2.
Pendidikan merupakan usaha penyiapan
subjek didik menghadapi lingkungan yang
mengalami perubahan yang semakin pesat;
3.
Pendidikan meningkatkan kualitas
kehidupan pribadi dan masyarakat.
4.
Pendidikan
berlangsung seumur hidup, Pendidikan merupakan kiat dalam menerapkan
prinsip-prinsip ilmu.
Pendidikan
sangat bermanfaat dikehidupan selanjutnya karena pendidikan dapat mengangakat
harkat dan martabat seseorang, dan pendidikan tidak akan pernah pudar.
2. Saran/Kritik
1.
Sebaiknya kita tidak hanya mendengar
kata pendidikan, tapi kita harus mengetahui apa arti sebenarnya dari
pendidikan, dan apa yang dimaksud dengan pendidikan.
2.
Sebaiknya kita harus mengejar
pendidikan, atau mempelajari suatu ilmu, karena pendidikan digunakan sepanjang
hayat.
18
DAFTAR PUSTAKA
hhtp://ian43.wordpress.com/2010/10/18/hakikat-fungsi-dan-tujuan-pendidikan
kewarganegaraan-di-sd/
http://www.scribd.com/doc/39855518/Makalah -Pedidikan -Sepanjang- Hayat
trimakach ilmunya
BalasHapusgak ad refrensi yang dri buku kah?
BalasHapusSangat bermanfaat artikel nya, jangan lupa share dan kunjungi juga website MP3 kami FREEMP3 Silahkan klik komentar ini untuk mengarah ke website kami.. semoga sukses selalu pak
BalasHapus